Sabtu, 16 Juni 2012

Layanan Bimbingan dan Konseling


A.    Layanan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan BK di sini dimaksud sebagai semua upaya untuk membantu subyek upaya untuk membantu subyek yang dilayanii untuk mencapai tujuan dengana mendasarkan pada prinsip, asas dan kode etik BK. Ada dua dimensi pelayanan BK dalam masyarakat multikultural yaitu : (1) layanan BK terhadap segala permasalahan subyek layanan yang hidup dalam masyarakat multikultural, dengan mempertimbangkan budaya yang beragam dan tumbuh di masyarakat, (2) layanan BK yang khusus terkait dengan permasalahan hidup bersama dalam masyarakat multikultural, atau lebih menekankan bidang bimbingan  sosial dan  pribadi. Uraian di bawah ini lebih di tekankan pada aspek kedua yaitu layanan yang terkait dengan permasalahan hidup dalam masyarakat multikultural.
1.      Tujuan Layanan BK
Tujuan konseling dalam masyarakat multukultural adalah membentuk subyek yang dilayani agar mampu membangun kehidupan yang harmonis, mengembangkan segala potensi secara optimal dan terhindar dari permasalahan yang terjadi dalam masyarakat multikultural.
2.      Konselor
Konselor dalam layanan BK masyarakat multikultural, adalah mereka yang profesional,yaitu memiliki kopetensi keilmuan, ketrampilan dan kepribadian, sebagaimana yang dimilik oleh konselor pada umumnya.

3.      Kegiatan pelayanan
a.       Sasaran pelayanan
Sasaran pelayanan BK dapat bersifat perseorangan maupun kelompok (keluarga,masyarakat), baik dalam satu kelompok budaya maupun beberapa kelompok budaya.
b.      Fungsi pelayanan
Pelayanan berfungsi pemahaman, pencegah, pengentasan, maupun pemeliharaan/pengembangan.
c.       Bidang pelayanan BK
Bidang pelayanan BK dalam konseling multikultural mencakup seluruh dimensi kehidupan, seperti bidang pribadi, sosial, belajar dan karir.
 

d.      Metode pelayanan BK
Metode pelayanan konseling dapat berupa konseling individual atau kelompok. Konseiling individual dilakukan jika permasalahan dirasakan secara indiviudal misal seseorang mengalami kebingungan nilai,keterkejutan budaya, konflik individu dengan orang lain tidak dapat menyesuaikan diri .
      Metode pembelajaran, pelatihan dilakukan dengan fungsi pemahaman, pencegahan dan pengembangan, terutama agar subyek yang dilayani lebih memahami budaya sendiri dan budaya kelompok lain, sehingga mereka dapat menghargai budaya kelompok lain.

Selasa, 05 Juni 2012

BIMBINGAN KONSELING PADA MASYARAKAT MULTIKULTURAL


BIMBINGAN KONSELING PADA MASYARAKAT MULTIKULTURAL
A.    Pendahuluan
Reformasi yang di gulirkan rakyat indonesia tahun 1998, telah memberikan harapan kehidupan yang lebih damai, harmonis makmur, beradab, terbangunya masyarakat madani (civil society). Angkanya harapan tersebut tidak kunjung terwujud,bahkan semakin pudar. Kita menyaksikan berbagai konflik, kerusuhan yang terus berlanjut dalam berbagai dimensi (politik, budaya, agama,dll),benar-benar telah mencabik rasa persaudaraan kemanusiaan, sersatuan dan toleransi.
B.     Masyarakat multikultural
1.      konsep pluralisme dan multikulturalisme
dewasa ini istilah pluralisme dan multikulturalisme sering di perbincangkan dalam masyarakat.
Kedua istilah tersebut sering kali dikaitkanatau disepadankan (Barry dkk,1999:569), meski ada yang membedakan.Nur Zein Hae dkk (2000) menyebut pluralisme menitikberatkan keragaman dunia manusia pada tingkat individual, sedang multikulturalisme menekankan keragaman dunia manusia pada tingkat puak, kaum, golongan. Dalam multikulturalisme  etnisitas terkesan dititikberatkan, oleh karena itu sering kali multikulturalisme dopandang rasialis.
Multikulturalisme menunjukan pengakuan adanya keragaman budaya dalam hidup bersama. Keragaman tersebuat dapat berupa keragaman etnik, golong, faham, aliaran, agama dan sebagainya. Huntington (2000:4) menyebut agama sebagai inti peradaban, dan peradaban sebagai etnis dari kebudayaan. Multikulturalisme adalah suatu sikap, faham, kebijakan yang mengakui dan menghargai adanya keragaman budaya dan memungkinkan keragaman tersebut berkembang/lestari. Berry dkk (1999:569) menyebut  masyarakat multikultural adalah “,asyarakat majemuk (populasi pada umumnya, berbagai kelolmpok yang berakulturasi dan pemerintah) yang menghargai pluralisme dan memungkunkan keberagaman tetap lestari. Oleh krena itu masayrakat multikulturalisme adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok, budaya, yang hidup bersama, berdampingan, berinteraksi, saling menghormati. Sebaliknya masyarakat multikultural adalah masyarakat monokultural, yaitu masyarakat yang hanya terdiri dan menghendaki adanya satu kelompok/budaya, dan menolak keberadaan dan interaksi dengan budaya lain yang berbeda.