A.
Layanan Bimbingan
dan Konseling
Pelayanan BK di sini dimaksud sebagai semua upaya
untuk membantu subyek upaya untuk membantu subyek yang dilayanii untuk mencapai
tujuan dengana mendasarkan pada prinsip, asas dan kode etik BK. Ada dua dimensi
pelayanan BK dalam masyarakat multikultural yaitu : (1) layanan BK terhadap
segala permasalahan subyek layanan yang hidup dalam masyarakat multikultural,
dengan mempertimbangkan budaya yang beragam dan tumbuh di masyarakat, (2)
layanan BK yang khusus terkait dengan permasalahan hidup bersama dalam masyarakat
multikultural, atau lebih menekankan bidang bimbingan sosial dan
pribadi. Uraian di bawah ini lebih di tekankan pada aspek kedua yaitu
layanan yang terkait dengan permasalahan hidup dalam masyarakat multikultural.
1.
Tujuan Layanan BK
Tujuan konseling dalam masyarakat multukultural adalah membentuk subyek
yang dilayani agar mampu membangun kehidupan yang harmonis, mengembangkan
segala potensi secara optimal dan terhindar dari permasalahan yang terjadi
dalam masyarakat multikultural.
2.
Konselor
Konselor dalam layanan BK masyarakat multikultural, adalah mereka yang
profesional,yaitu memiliki kopetensi keilmuan, ketrampilan dan kepribadian,
sebagaimana yang dimilik oleh konselor pada umumnya.
3.
Kegiatan
pelayanan
a.
Sasaran pelayanan
Sasaran pelayanan BK dapat bersifat
perseorangan maupun kelompok (keluarga,masyarakat), baik dalam satu kelompok
budaya maupun beberapa kelompok budaya.
b.
Fungsi pelayanan
Pelayanan berfungsi pemahaman,
pencegah, pengentasan, maupun pemeliharaan/pengembangan.
c.
Bidang pelayanan BK
Bidang pelayanan BK dalam konseling
multikultural mencakup seluruh dimensi kehidupan, seperti bidang pribadi,
sosial, belajar dan karir.
d.
Metode pelayanan BK
Metode pelayanan konseling
dapat berupa konseling individual atau kelompok. Konseiling individual
dilakukan jika permasalahan dirasakan secara indiviudal misal seseorang
mengalami kebingungan nilai,keterkejutan budaya, konflik individu dengan orang
lain tidak dapat menyesuaikan diri .
Metode
pembelajaran, pelatihan dilakukan dengan fungsi pemahaman, pencegahan dan
pengembangan, terutama agar subyek yang dilayani lebih memahami budaya sendiri
dan budaya kelompok lain, sehingga mereka dapat menghargai budaya kelompok
lain.