Minggu, 27 Mei 2012

Counseling Across Culture


A.    Perlunya Konseling Multikrtural
Adanya keragaman budaya dalam masyarakat merupakan realitas hidup yang tidak dapat di hindari. Globalisasi atau sisi dapat melahirkan budaya universal (global), namun disisi lain mendorong setiap kelompok budaya berjuang untuk meneguhkan identitas budaya (curtural identity) sehingga keragaman budaya semakn berkembang.
Oleh Kuntajaraningrat (1991) mengandung tiga komponen penting yaitu: sistem nilai, sistem sosial dan kebudayaan fisik Akan menentukan atau mewarnai perilaku individu atau kelompok pendukung suatubudaya. Berry dkk (1999:356) menyatakan “budaya adalah kepribadian atau suatu masyarakat” dengan demikian seluruh unsur budaya akan membentuk unsur-unsur subyektifpada diri individu atau kelompok yang meliputi berbagai konsep dan asosiasi, sikap keprcayaan, harapan , pendapat, persepasi dan sebagainya.
Dalam pelayanan konseling,ada komonen penting yaitu klien dan konselor dengan latar belakang budayanya masing-masingklien dengan konselor tersebut akan mempengaruhi konsep dasar, strategi,tehnik dan sebagainya dalam konseling. Di samping itu lingkungan di mana konseling dilakukan, dan teori yang digunakn sangat diwarnai oleh kebudayaan. Suatu pelayanan konseling tidak akan efektif jika tidak memperhatikan budaya klien. Menurut Sue (1992) konseling telah dipakai sebagai alat menindas, meminggirkan kelompok budaya tertentu, menemukan budaya individualistik, memperhatikan status quo.

B.     Pengertian Konseling Lintas Budaya
Belkin menjelaskan perkembangan konsep bimbingan dan konseling,sebagaimana dikutip oleh Prayetno (1994). Pada awalnya yang muncul adalah istilah bimbingan, kemudian muncul istilah konseling sebagai bagian dari bimbingan.
Lewis (1970) mengartikan konseling sebagai proses di mana seseorang yang mengalami kesulitan (klien) dibantu untuk  merasakan dan selanjutnya bertindak dengan cara yang lebih memuaskan diri, melalui interaksi dengan orang yang tidak terlibat dalam konseling.
Jones (1970:96) menekankan konseling sebagai perencanaan yang lebih rasional, pemecahan masalah, pembuatan keputusan internasional, pencegahan terhadap munculnya masalahnya penyesuaian diri,dan memberi dukungan dalam menghadapi tekanan-tekanan situasional dalam kehidupan sehari-hari bagi orang-orang normal.
Pengertian konseling di atas, sebagaian besar masih menonjolkan bahwa bahwa konseling bagian dari bimbingan atau sebagai inti dari layanan bimbingan (the haeartof guidance program), sehingga penekanannya adalah pada bantuan pemecahan masalah pada individu dengan metode utama wawancara.
Yagie, 1998, dalam supardi, (2003:2) mengertikan konseling lintas budaya adalah konseling konseling yang melibatkan konselor dan klien yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, atau secara curtural mengandung potensi-potensi untuk terjadinya bias dalam hubungan konseling atau dalam konseling itu sendiri terdapat elemen-elemen yang bersumber dari budaya yang berbeda.

C.     Tujuan Konseling Lintas Budaya
Secara umum tujuan akhir konseling lintas budaya adalah “membantu klien agar dapat merasakan kebahagiaan hidup”. Konsep kebahagiaan hidup inilah yang dirumuskan secara beragam,tergantung latar belakang orientasi teoritik yang di anut.
Corey (1986) menyatakan tujuan konseling juga dapat dilihat dari tingkat generalitas dan sepesitas. Karena itu tujuan tujuan konseling dapat dilihat sebagai suatu kontinum, yang salah satu ujung terdapat tujuan yang bersifat umum jangka panjang, sementara aujung satunya tujuan yang bersifat khusus konkrit jangka pendek, atau kontinum action dan insight.
Ivey  dkk (1987) menyebutkan tujuan konseling yang lebih paripurna adalah “culturally-intentional individual”, yaitu individu yang telah mencapai pemenuhan diri dan keseimbangan kultural.
George dan Cristianni (1981) menyebut tujuan konseling adalah:
1.      Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku.
2.      Meningkatkan ketrampilan untuk menghadapi sesuatu.
3.      Meningkatkan kemampuan dalam menentukan keputusan.
4.      Meningkatkan dalam hubungan antara perorangan.
5.      Menyediakan fasilitas untuk mengembangkan kemampuan klien.

Secara umum arah tujuan konseling multikul;tural adalah :
1.      Membantu klien agar mampu mengembangkan potensi-potensi yang di miliki meberdayakan diri secara optimal.
2.      Membantu klien multikultural agar mampu memacahkan masalah yang dihadapi, mengadakan penyesuaian diri, serta merasakan kebahagiaan hidup sesuai dengan budayanya.
3.      Membantu klien agar dapa hidup bersama dalam masyarakat multikultural.
4.      Memperkenalkan, mempelajari kepada klien akan nilai-nilai budaya lain untuk di jadkan refisi dalam membuat perancanaan, pilihan, keputusan hidup kedepan yang lebih baik.

D.     Proses Konseling Multikultural
Langkah-langkah atau prosedur konseling multikultural sama dengan konseling secara umum, yang membedakan adalah muatan budaya sangat mewarnai pelayanan dalam konseling multikultural.
Dalam hal pola hubungan antara klien dan konselor, dalam budaya tertentu menghendaki pola hubungan seperti antara atasan dan bawahan, sementara budaya lain menghendaki pola hubungan yang egaliter atau hubungan yang setara.
Secara umum pada tahap penting dalam konseling multikultural, yaitu awal dan tahap inti. Pad tahap awal atau wawancara awal dalam konseling multikultural dianggap suatu tahap yang penting, sehingga tahap konseling selanjutnya akan sangat bergantung pada suasana konseling pemula. Tylor (1969) mengemukakan tiga tujuan dalam konseling dipermulaan yaitu :
1.       Menimbulkan suasana bahwa proses konseling dimulai.
2.      Membuka realita psikoogi pada diri klien.
3.      Menjelaskan mengenai setruktur hubungan konseling.
Sasaran pada tahap ini adalah terbangunya hubungan baik (good raport) antara klien dan konselor. Tahap ini ditandai adanya perasaan saling mempercayai, saling menerima, hubungan yang dekat dan hangat tetapi tetap terbatas (non posesive warmth), klien merasa aman dan nyaman berada didekat konselor.
Pada tahap inti merupakan upaya untuk membangun kondisi dimana konselor memfasilitasi terjadinya perubahan yang diharapkan.pada tahap ini antara lain : a) mengungkapkan masalah klien, b) merumuskan tujuan  konseling, c) menyusun setrategi untuk mencapai tujuan, d) implementasi strategi, e) penilaian kemajuan konseling.
Brammer (1979) mengetengahkan tahap dalam layanan konseling, yaitu tahap penciptaan hubungan dan tahap pengadaan fasilitas untuk memungkinkan dilakukan langkah yang positif.
1.      Tahap 1, penciptaan hubungan ini mencakup
a.       Entry atau memasuki fase konseling yaitu mempersiapkan klien dan membuka hubungan.
b.      Clarification yaitu pelajaran mengenai masalah dan yang ada kaitanya dengan masalah itu serta sebab-sebab mencari bantuan.
c.       Structure yaitu merumuskan kesepakatan mengenai apa yang akana dilakukan.
d.      Relationship, yaitu membina hubungan yang bersifat bantuan.
2.      Tahap II,pengadaan fasilitas untuk memungkinkan dilakukan langkah yang positif.
a.       Exploration, yaitu mengungkapkan masalah, melalui pengumpulan fakta sampai sampai merumuskan masalah.
b.      Consolidation, yaitu menconsolidasi dalam rangka menjajaki alternatif-alternatif.
c.       Planing, yaitu menyusun rencana untuk melakukan langkah-langkah  dengan menggunakan stratsgi untuk membantu klien.
d.      Termination, yaitu memperhatikan konseling dengan melakukan penilaiaan terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh.

E.     Pendekatan, Metode dan Tehnik Konseling Multukultural
Dalam konseling terdapat berbagai orientasi teoritik yang berimplikasi pada beragamya pendekatan atau metode kounseling. Ada yang berorientasi psikodinamik, behaviorisme-kognitifitik, Eksitensional humanistik, pendekatan sepiritual, pendekatan budaya dan sebagainya.
Klien yang berbudaya mistis, sepiritual religius, akan lebih cocok didekatif dengan pendekatan mistis atau sepiritual. Klien dalam latar belakang budaya empiristik, pragmatisme akan te[pat dengan pendekatan behaviorisme. Masayarakat dengan budaya moderen, ilmiah rasional, akan lebih tepat didekati melalui pendekatan gestalt, client centred dan sebagainya. Meski demikian alam konseling multikultural, klien perlu dikenalkan dengan pendekatan model lain, untuk menambah alternatif dan wawasan, serta dapat memperkaya dan menguji budaya yang diikuti.

1 komentar:

  1. Best casino bonus codes 2021 | Free spins no deposit
    Find worrione a list of the casino wooricasinos.info bonus septcasino codes and promotions for United Kingdom players. Discover bonus codes for casinos with free spins no deposit on registration.‎How many free spins ventureberg.com/ do you receive from the casino? · ‎What are the bonuses for United Kingdom players? · ‎What are the free spins and promotions for United 출장안마 Kingdom players?

    BalasHapus